Paket TOUR WISATA BALI

Paket TOUR WISATA LOMBOK
Pertama-tama, untuk mengusai desain harus mempunyai keahlian dalam bidang seni. Karena dalam dunia desain itu menggunkan imajinasi.


Ok untuk lebih lanjut dapat dilihat di vidio dibawah ini
selamat mencoba... :)

 Banner BAKSOS HIMARS dan MILAD HIMARS yang Ke-II



 Logo Tour And Travel Explore Bali dan Lombok



Undangan BAKSOS HIMARS dan MILAD HIMARS yang Ke-II



untuk file diatas dapat di dunlud di sini




1.    Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah diantara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori.
Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun. Kita tidak bisa mengatakan perempuan dua kali dari laki-laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi 2 dan perempuan dengan kode 1, atau bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen, 3=Hindu, 4=Budha dstnya. Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan karakteristik lainnya.
Karena tidak memiliki nilai instrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh karenanya, pada variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.

2. Ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu.
Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dari karakteristik skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas yang jelas tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan dari tidak puas ke kurang puas. Dengan kata lain juga, walaupun sangat puas kita beri angka 5 dan sangat tidak puas kita beri angka 1, kita tidak bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas lima kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat tidak puas.
Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.

3. Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
Misalnya, ada dua orang murid, si A mendapat nilai 70 sedangkan si B mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A dua kali lebih pintar dibandingkan si B. (Kenapa ?)
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali yang berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.



4. Skala rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio.
Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.

Ø  Sampling
Sampling adalah ilmu untuk memilih bebrapa kasus, yang memungkinkan peneliti untuk membuat kesimpulan yang akurat tentang populasi yang lebih besar.
a.       Probality Sampling
Setiap anggota populasi mempunyai probaliti yang dapat diketahi untuk terpilih menjadi sampel. Setiap sampel diambil secara acak (random). Probality sampling lebih dapat diterima dari non-probality sampling, Karena peluang anggota populasi tidak diketahui, karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak (random).
Kelebihan dari probality sampling adalah tidak adanya investigator biasa dalam pemilihan sampel, hukum probabilitas dapat dipakai untuk menghitung estimasi keakuratan sampel, generalisasi dapat dilakukan dan batas-batas generelisasi dapat diketahui.
b.      Non-Probality Sampling
 Semua pemilihan kasus tidak dilakukan dengan cara random selection. Kelemahan dari non-probality sampling adalah tidak adanya control terhadap terhadap investigator, biasa dalam pemilihan sampel variabilitasnya tidak bias dihitung dengan menggunakan pobility sampling theory.

Dari banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat dan prakts. Dimna situasi jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya unit analisa kota, Negara, dan yang besar-besar lainnya), sementara probality sampling kurang reliable untuk jumlah kasus yang terlalu sedikit.

Metode ini mencakup metode semacam menanyai secara “acak” pejalan kaki yang lewat ditempat tertentu, atau metode yang hanya mensurvey kelompok responden yang bersedia disurvey. Metode ini biasanya tidak digunakan pada report card, kecuali untuk menggali data tambahan yang lebih mendalam.

Community work atau kerja masyarakat merupakan cara memperbaiki ketidak adilan sosial dan mencoba untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Sedangkan istilah berbasis-masyarakat (community-based) merupakan pengembangan pendekatan berbasis masyarakat terhadap pemberian layanan-layanan kemanusiaan seperti kesehatan, pendidikan, perumahan, keadilan, pengasuhan anak, keamanan pendapatan dan kesejahteraan perorangan.
Istilah pengembangan masyarakat islam (community development) belakangan ini dipandang sebagai proses pembentukan kembali struktur-struktur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai cara baru dalam mengaitkan dan mengorganisasi kehidupan sosial serta pemenuhan kebutuhan manusia.
·         Krisis dalam negara kesejahteraan
Krisis legitimasi negara kesejahteraan sebagian disebabkan oleh krisis sumber daya/fiskal (O’Connor, 1973). Sementara pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat-tingkat tinggi, pengeluaran sosial yang meningkat dan perluasan layanan negara kesejahteraan adala salah satu kemungkinan yang nyata. Pengaruh krisis dalam negara kesejahteraan jelas terlihat pada level pemberian layanan. Pemotongan-pemotongan layanan publik yang terus menerus terjadi.
·         Tanggapan terhadap krisis
1.      Mempertahankan dan membangun kembali negara kesejahteraan
Ranggapan ini menganggap permasalahan negara kesejahteaan, dan penarikan layanan-layanan negara kesejahteraan sebagai hal yang pada hakikatnya reversibel. Tanggapan ini mendesak unuk menekankan kembali nilai-nilai demokrasi sosial.
2.      Paham ne right, neoliberalisme (rasionalisme ekonomi) dan privatisasi
Pendekatan new right ini melihat negara kesejahteraan sebagai secara umum tidak diinginkan, dan merupakan bentuk yang cenderunng akan memperburuk daripada menyelesaikan masalah sosial. Oleh karenanya pendekatan ini bertujuan membongkar struktur-struktur negara yang diperuntukkan bagi provesi layanan publik, dan menggantinya dengan sektor swasta yang dikendalikan oleh pasar.
3.      Manajemen publik yang baru
Tanggapan ini didasarkan atas asumsi bahwa manajemen di sek privat lebih superior daripada administrasi sektor publik dan karena itu negara kesejahteraan harus dicari metode-metode dalam sektor privat.
4.      Korporatisme
Pendektan korporatis cenderung memecahkan penghalang-penghalang tradisional antara provisi swasta dan publik. Seperti dalam manajemen publik yang baru, departemen pemerintah di dorong untuk menyamai atau melebihi sektor swasta dalam hal struktur, praktik manajemen dan permasalahan layanan.
5.      Tanggapan sosialis
Tanggapan ini memandang negeara kesejahteraan sebagai suatu manivestasi dari kritis dan kapitalisme. Negara kesejahteraan dilihat sebagai telah tumbuh beriringan dengan sistem kapitalis. Dan tanggapan ini menganggap krisis ini hanya dapat diatasi dengan merombak struktur-struktur kapitalis dan menggantikannya dengan sebuah orde sosialis.
Ø  Layanan Berbasis-Masyarakat Sebagai Suatu Alternatif
Setiap lembaga sudah tentu meiliki suatu dominan dalam memenuhi kebutuhan, tetapi dengan berubahnya masyarakat, tiap-tiap lembaga telah terbukti belum memadai kebutuhan-kebutuhan orde baru. Suatu Negara dijadikan sebagai tempat menaruh harapan yang sangat besar, mendemonstrasikan ketidakcukupannya pada saat munculnya bentuk-bentuk baru dari struktur-struktur social, ekonomi dan politik.
Setelah keluarga, gereja, pasar dan Negara mengalami ketidak sanggupannya memuhi kebutuhan manusia secara adil, kini mungkin giliran komunitas yang memikul tanggungjawab utama untuk menyampaikan provisi layanan-layanan dalam bidang kesehatan, pendidikan serta kesejahteraan. Menurut Dobson, 1995, gagasan sebuah komunitas adalah sebuah tema sentral dalam banyak literatur Green.
·         Berbagai masalah pendekatan konvensional pada layanan berbasis masyarakat
1.      Mengurangi komitmen kepada kesejahteraan
Layanan-layanan kemanusiaan, program yang berbasis masyarakat menyediakan suatu cara yang sangat murah. Hal ini benar dalam perubahan dari perawatan institusional kepada perawatan masyarakat yang tidak berdaya hidup sendiri, dimana biaya tinggi dari perawatan dari institusional dapat dikurangi, dalam hal ini mereka cenderung lebih bergantung pada pemanfaatan relawan dan pada staf yang dibayar lebih rendah daripada mereka yang berada di sector public.
2.      Privatisasi tersembunyi
Cara lain yang berbasis masyarakat cukup dengan menhentikan privasi layanan dan dengan menggunakan retorika tanggungjawab masyarakat, pemerintah dapat membuka pintu bagi pasar swasta untuk bergerak masuk mengisi kekosongan. Hal itu dapat mengakibatkan sebuah proyek berbasis masyarkat menjadi dioperasikan oleh suatu filosofi yang digerakan oleh pasar dengan tujuan memaksimalkan keuntungan.
3.      Keluarga
Kecenderngan ini terlihat dalam bidang perawatan oleh masyarakat bagi mereka yang tidak sanggup mandiri. Praktik ini dapat mengakibatkan pembebanan ekstra pada anggota keluarga, terutama perempuan.

4.      Gender
Dalam masyarakat Kontemporer, yang sangat dipengaruhi oleh rasionalisme ekonomi, perawatan dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat tidak dihargai, karena hal itu tidak dilihat sebagai mendatangkan kekayaan atau meningkatkan produktivitas.
5.      Tirani lokalitas
Mobilitas pribadi adalah sebuah cirri yang digunakan masyarakat Barat modern, dan telah menerima bahkan dihargai, bahwa orang harus melakukan perjalanan jauh untuk memenuhi kebutuhan mereka akan interaksi social, hiburan, pendidikan, layanan social hingga seterusnya.
6.      Ketidaksetaraan lokasional
Masyarakat dengan sumber daya (alam, keuangan atau manusia) yang lebih baik akan mampu menyediakan tingkat-tingkat layanan yang lebih tinggi

Ø  Unsur yang hilang-Pengembangan Masyarakat
Strategi pengembangan masyarakat mempunyai asumsi bahwa diatas dasar dari layanan kemanusiaan adalah komunitas (kumpulan dari banyak individu). Akan tetapi, hal tersebut bersifat problematis karena di era sekarang terjadi individualisme yang tinggi dan tidak ada struktur komunitas yang kuat.
Isu utamanya dapat dikatakan sebagai berikut : Bagaimana mungkin terdapat layanan berbasis masyarakat, jika tidak ada masyarakat yang menjadi basisnya?. Di dalam masyarakat tradisional mereka telah melakukan interaksi satu sama lain yang cukup baik, akan tetapi dalam masyarakat modern ekonomi menjadi penyebab pencegah terbentuknya komunitas karena mengedepankan individualisme dan mengabaikan solidaritas.
Dengan demikian layanan berbasis masyarakat perlu didampingi oleh suatu program pengembangan masyarakat untuk menghancurkan struktur industri kapitalis yang engedepankan individualis dan mengubahnya menjadi struktur yang mengedepankan solidaritas.

A.    Janji Komunitas
Pada tahun 1990 pemerintah Australia Barat ingin melakukan penyelidikan tentang bagaimana warga Australia Barat memandang masyarakat mereka. Dari penyelidikan tersebut muncul suatu strategi konsultasi publik yang luas dan menunjukkan mereka sangat merasakan “hilangnya komunitas” atau hilangnya identitas dalam masyarakat modern. Dan satu prioritas tertinggi untuk masa depan adalah membangun kembali komunitas.
Pada tahun 1994, saat puncak privatisasi pemerintah negara bagian Victoria sebuah proyek berjudul People together project, proyek tersebut merupakan janji komunitas yang dibentuk oleh kelompok masyarakat di Victoria. Proyek tersebut mendorong agar warga menjadi sadar bahwa selama dibawah kebijakan neoliberal telah hilang rasa solidaritas dan kerja sama. Proyek tersebut juga memfasilitasi inisiatif-inisiatif masyarakat untuk melakukan pengelompokkan kembali diri mereka dan membangun kembali komunitas.

B.     Modal sosial dan Masyarakat Madani
Modal sosial berarti bahwa jika seseorang melakukan investasi sosial, maka dia juga melakukan investasi dalam bidang ekonomi, akan tetapi menurut beberapa komentator (Cox,1995: Winter 200 ; Latham, 1997) mengatakan modal sosial masyarakat barat modern sedang tererosi karena kriteria pasar ekonomis murni, dipahami sebagai prioritas utama oleh individu dan bukan berdasarkan solidaritas.
Bagian dari membangun modal sosial adalan memperkuat masyarakat madani. Masyarakat Madani bisa diartikan sebagai masyarakat yang membentuk suatu struktur formal atau informal secara sukarela. Seperti klub buku atau grup kebudayaan yang disebut secara sukarela. Menurut Robert Putuam (1993) masyarakat madani yang kuat tidak hanya memperkuat modal sosial, tapi juga memperkuat modal ekonomi. Bagian dari erosi modal sosial di barat adalah erosi masyarakat madani.
Pengembangan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk membalik mindset yang mengatakan bahwa masyarakat yang maju dalam perekonomian adalah masyarakat yang individualis.

C.     Kebutuhan orang asing
Tonnies (1995) mengemukakan tentang perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat modern sebagai perubahan dari Gemeinschaft ke Gesellschaft. Gemeinschaft berarti orang berinteraksi dengan relatif sedikit orang yang mereka kenal dengan baik, dalam banyak peran yang berbeda. Sedangkan masyarakat Gesellschaft orang berinteraksi dengan banyak orang, tetapi interaksi ini terbatas pada kegiatan instrumental tertentu saja. Contohnya penjaga toko, guru dan supir.
Dengan adanya transformasi dari gemeinschaft ke Gesellschaft interaksi antar masyarakat hanya mengenal sebatas peran tertentu saja dan menganggap diluar peran orang lain adalah orang asing. Dari pendekatan atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tetangga atau saudara kini telah beralih ke suatu sistem yang didasarkan atas memenuhi kebutuhan orang asing, sebagaimana diuraikan oleh sejumlah penulistitmus 1970; Wilesky & Lebeaux, 1965; Watson,1980; Ignatieff,1984).

Kewajiban seorang warga kini bukan memenuhi kebutuhan tetangganya, tetapi membayar pajak sehingga orang lain yang professional dipekerjakan untuk mengelola tugas tersebut.

BAB I
PENDAHULUAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebuah pola pengabdian terhadap masyarakat yang diharapkan menjadi bagian pemberdayaan dan pembelajaran bagi mahasiswa untuk terjun dalam realitas sosial masyarakat yang sebenarnya. Pengabdian pada masyarakat merupakan sebuah ungkapan dari realitas masyarakat yang multidimensi dimana dalam satu sisi problem menyertai laju pembangunan yang hadir silih berganti, sementara disatu sisi lain mahasiswa hanyalah bagian dari masyarakat yang masih harus belajar dari lingkungan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah progam perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, merupakan kegiatan intra-kulikuler yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga sebagai media sosialisasi dan pengabdian masyarakat dalam bentuk formal akademis juga sebagai wahana mahasiswa untuk bisa mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari, untuk kemudian dimanifestasikan pada masyarakat. Mahasiswa juga diharapkan mampu berperan aktif dalam pembangunan baik material maupun spiritual, sehingga tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan bertakwa kapada Allah SWT



A.    DESKRIPSI WILAYAH
1.      Kondisi Geografis
Secara Administratif, lokasi KKN terletak di Dusun Sedan, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik adalah wilayah yang masih terus berkembang, dengan banyaknya pembangunan-pembangunan perumahan baru yang ada dan masih masuk di peta wilayah Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik. Sampai bulan September 2013 Desa Sariharjo memiliki 16 Pedukuhan yang terdiri dari 39 RW. Berikut ini tabel Nama pedukuhan dan RW yang berada di wilayah Sariharjo.
Tabel 1. Jumlah Pedukuhan dan RT, RW
No.
 Padukuhan
RW
1.
Rejodani 1
RW 1, RW 2
2
Rejodani 2
RW 3, RW 4
3
Ngetiran
RW 5, RW 6
4
Wonorejo
RW 7, RW 8
5
Tegalrejo
RW 9, RW 10
6
Tambakrejo
RW 11, RW 12
7
Tegalweru
RW 13, RW 14
8
Randugowang
RW 15, RW 16
9
Karangmloko
RW 17, RW 18
10
Mudal
RW 19, RW 20
11
Sumberan
RW 21, RW 22, RW 23
12
Nglempongsari
RW 24, RW 25, RW 26, RW 27, RW 28
13
Tegalwaras
RW 29, RW 30, RW 31, RW 32
14
Sedan
RW 33, RW 34
15
Jongkang
RW 35, RW 36, RW 37
16
Nandan
RW 38, RW 39

            Sedangkan Luas Wilayah Desa Sariharjo 829,75 Ha, sesuai rencana tata ruang dan wilayah, secara umum Kecamatan Ngaglik adalah wilayah penghijauan, perumahan dan pendidikan. Secara geografis Wilayah Kecamatan Ngaglik terbagi dalam 2 ( dua ) kawasan, yaitu kawasan Timur  dan kawasan Barat, dan Wilayah Desa Sariharjo terletak di kawasan barat Kecamatan Ngaglik, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
-        Sebelah Utara              :  Desa Donoharjo
-        Sebelah Timur             :  Desa Sinduharjo
-        Sebelah Selatan           :  Desa Sinduadi
-        Sebelah Barat              :  Desa Sendangadi
B.     Kondisi Demografis
Secara umum sensus dusun Sedan dapat digambarkan  secara ringkas sebagai berikut




Tabel 2. Bagan Organisasi Dusun Sedan.
Tabel 3 . Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
1
Wiraswasta
30%
2
PNS
70%




Tabel 4. Jumlah Sarana dan Prasarana Fisik
No.
Sarana
Jumlah
1.
Masjid
3
2.
Musholla
2
3
Posyandu
1
4.
TPA
4
5.
Sekolah Dasar (SD)
1
6.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
-
7.
Sekolah Mengeah Atas (SMA)
-
8.
Lapangan Footsal
1
Jumlah
12

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No
Agama
Jumlah
1
Islam
95%
2
Non Islam
5%

Tabel 6. Perangkat Dusun
No.
Nama
Jabatan
1
Miarno
Kepala Dusun
2
Sukino
Ketua RW.33
3
Suyanto
Ketua RW.34
4
Sambudi, ST
Ketua RT.01
5
Agus Pramana
Ketua RT.02
6
Hartono
Ketua RT.03
7
Risang Setiohadi
Ketua RT.04
8
Tumijo
Ketua RT.05
9
Heru Santosa
Ketua RT.06
10
Suripno
Ketua RT.07


B.     PERMASALAHAN UMUM
Hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang telah dilakukan pada kurun waktu dua bulan di lokasi Desa Sedan RW: 33/34 Kelurahan Sariharjo Ngaglik Sleman, telah didapati beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan  perhatian, diantaranya: bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, Sosial, dan organisasi.
1.      Bidang Keagamaan
Warga Dusun Sedan dalam bidang keagamaan memiliki beberapa kegiatan seperti TPA, kepemudaan dan lain sebagainya. Akan tetapi Kegiatan TPA di masjid dan di mushola intensitasnya menurun setelah tidak adanya pengajar untuk mengajar TPA setiap harinya. Kebanyakan para pengajar sudah pada bekerja dan kuliah, sehingga waktu untuk mengajar bentrok dan akhirnya meninggalkan untuk mengajar TPA.
2.        Bidang Pendidikan
Pada Dusun Sedan ini pada dasarnya sudah terpenuhi kebutuhan wajib belajar. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran masih kurang lokasi pembelajaran ataupun fasilitas. Selain itu masih banyak lagi yang menempuh jengjang S1 sampai dengan S2.
3.        Bidang Kesehatan
Kesehatan masyarakat di Dusun Sedan belum mempunyai sarana dan fasilitas yang memadai. Hanya terdapat satu Dokter yang praktik di Rumah. Namun  program Posyandu sudah berjalan rutin dilaksanakan setiap tanggal 20.


4.           Bidang Sosial
Dusun Sedan mempunyai kerukunan yang bisa dikatakan sudah rukun, karena setiap ada pertemuan warga selalu banyak yang menghadiri pertemuan desa.
5.           Bidang Organisasi
Pemuda dan pemudi di Dusun Sedan sendiri kurang terjalin kesolidan sehingga sering terjadi program-program dusun yang tidak bisa berjalan secara baik untuk itu perlu dilakukan penjalinan kembali kekompakan pemuda dan pemudi yang ada di Dusun Sedan. Anggota dari remaja masjid relatif sedikit dan kebanyakan anggota tidak aktif di organisasi karena bekerja diluar daerah ataupun telah menikah dan yang sedang kuliah diluar kota.

C.     IDENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang telah dilakukan pada kurun waktu dua bulan di Dusun Sedan, kami dapat mengidentifikasi beberapa masalah. Permasalahan yang diangkat didasarkan pada dua bidang, yaitu :
1.      Bidang Jurusan
-        Kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan sehingga membuat ligkungan kurang bersih, dan kurangnya fasilitas untuk menampung sampah. Kurangnya kesadaran atas pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
-        Kurangnya semangat warga untuk belajar dan mengajari anak-anaknya dalam hal agama, sehingga ketika anak-anak sepulang dari kegiatan TPA tidak ada keberlanjutan dalam belajar agama.
2.      Bidang Penunjang
-        Kurangnya pengetahuan kerajinan berbentuk media.
-        Anak-anak kurang mengetahui fiqih ibadah seperti cara-cara bersuci dan lain sebagainya.

BAB II
PROGRAM KERJA
A.    Bentuk-bentuk Program Kerja
1.      Bidang Kefakultasan/ Jurusan/ Prodi :
a)         Kebersiham Lingkungan dan Pengadaan Tong Sampah
b)         Pengembangan Masyarakat Berbasis Agama
2.      Bidang Penunjang :
a)        Pelatihan Desain Grafis
b)        Pembelajaran Fiqih Dasar Anak

  1. Target yang Akan Dicapai
1.      Target Kualitatif
                                             a.       Bidang Jurusan
a)      Meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap pentingnya menjaga lingkugan, hidup sehat dan membuang sampah pada tempatnya.
b)      Mengembangkan masyarakat dalam bentuk agama, sehingga masyarakat tidak lagi kebingungan dalam mengajari anak-anaknya dalam bentuk agama.
                                            b.       Bidang Penunjang
a)      Menumbuhkan kreatifitas warga melalui media desain.
a)      Dapat memahami dan menjalankan hukum fiqih.

2.      Target Kuantitatif
                                             a.       Bidang Jurusan
a)      Terlaksananya kegiatan kebersihan pada akhir juli.
b)      Terlaksananya sosialisasi pembelajaran kepada warga pada setiap habis sholat magrib.
                                            b.        Bidang Penunjang
a)      Terlaksananya pembelajaran desain grafis pada bulan agustus akhir.
b)      Terlaksananya kegiatan mengajar fiqih dasar pada 20 juli dan pada bulan agustus



BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

A.      KETERCAPAIAN PROGRAM KERJA
1)      Secara Kualitatif
NO
BIDANG
NAMA PROGRAM KERJA
PELAKSANAAN
TEMPAT
HASIL KUALITATIF
1
Bidang Jurusan
Kebersiham Lingkungan dan Pengadaan Tong Sampah

18 Juli dan 23 Agustus 2014
Dusun Sedan
Meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap pentingnya menjaga lingkugan, hidup sehat dan membuang sampah pada tempatnya.
Pengembangan Masyarakat Berbasis Agama
20 September - 28 Sepetember 2014
Masjid al-Muslikhun
Mengembangkan masyarakat dalam bentuk agama, sehingga masyarakat tidak lagi kebingungan dalam mengajari anak-anaknya dalam bentuk agama
2
Bidang Penunjang
Pelatihan Desain Grafis
20 Agustus 2014
Posko KKN
Menumbuhkan kreatifitas warga melalui media desain
Pembelajaran Fiqih Dasar Anak
20 Juli 2014
Masjid al-Muslikhun
Dapat memahami dan menjalankan hukum fiqih



2)      Secara Kuantitatif
NO
BIDANG
NAMA PROGRAM KERJA
PELAKSANAAN
TEMPAT
HASIL KUANTITATIF
1
Bidang Jurusan
Kebersiham Lingkungan dan Pengadaan Tong Sampah

18 Juli dan 23 Agustus 2014
Dusun Sedan
Terlaksananya kegiatan kebersihan pada akhir juli dan pada tanggal 14 agustus 2014
Pengembangan Masyarakat Berbasis Agama
20 September - 28 Sepetember 2014
Masjid al-Muslikhun
Dilaksanakan 5 hari dan di hadiri oleh sebagian warga 5 orang
2
Bidang Penunjang
Pelatihan Desain Grafis
20 Agustus 2014
Posko KKN
Dilaksanakan 1 kali dan dihadiri oleh 6 orang.
Pembelajaran Fiqih Dasar Anak
20 Juli 2014
Masjid al-Muslikhun
Dilaksanakan 1 kali dan dihadiri oleh kurang lebih 20 anak-anak


B.     MEKANISME PELAKSANAAN
a)      Organisasi Pelaksana
Adapun organisasi pelaksanaan untuk pelaksanaan seluruh program. Hal ini untuk mempermudah koordinasi dalam mencapai target dan tujuan sebagaimana dimaksud di atas. Adapun susunan struktur organisasi pelaksana tersebut adalah sebagai berikut:
Pelindung : -   Prof. Dr. Musa Asy’ari (Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
-    Panitia KKN angkatan ke-83 (LPM UIN Sunan Kalijaga)
Penasehat : -    Budi Ruhiatudin, S.H., M.Hum. (Dosen Pembimbing Lapangan)
-          Agung Endarta, S.Sos.(Kepala Desa Sariharjo)
-          Semua RT Dusun Sedan
Pelaksana :
Koordinator           :  Ardian Prayogo
Anggota                 :  Muhammad Ammar
                                  Hamzah
                                  Isti Mufidah
                                  Debrina Novitasari
                                  Vivi Dwi Astutiningsih
                                  Maratush Sholehah
                                  Riski Nurabra
Pembantu Umum      : Organisasi Pemuda, Perkumpulan Ibu-ibu Segenap Warga Masyarakat Dusun Sedan    
b)      Pihak yang diajak bekerjasama
Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah semua warga dusun Sedan meliputi anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak dan masyarakat pada umumnya.

C.    FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
a)      Faktor Pendukung
Kegiatan dalam program individu ini tidak akan berjalan dengan sendirinya tanpa ada faktor pendukung yang sangat membantu terlaksananya semua program. Faktor-faktor pendukung tersebut bisa berupa dalam maupun dari luar. Pada dasarnya keadaan masyarakat dusun sedan relatif mudah untuk menyesuaikan program-program kerja KKN. Selain itu bimbingan dari tokoh-tokoh masyarakat yang selalu ada sehingga ketika kami mengalami kesulitan selalau teratasi.
Sedangkan faktor pendukung lainnya adalam dari rekan-rekan KKN Dusun Sedan yang sangat antusias untuk bekerjasama dalam pelaksanaan program individu selain itu rekan-rekan KKN selalu siap dalam segala hal.
b)      Faktor Penghambat
Sesuatu usaha besar selalu memiliki hambatan yang mempengaruhi proses terlaksanakannya usaha tersebut, begitu juga yang kami alami terhadap usaha kami dalam menjalankan program-program individu KKN tematik Posdaya. Berikut beberapa hambatan misalnya :
-          Keterbatasan waktu sehingga program kurang maksimal
-          Kurangnya semangat warga untuk mengikuti program
-          Keterbatasan dana sehingga program kurang maksimal
-          Dll






BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, kehidupan beragama di Dusun Kolodanan sudah cukup baik, hanya saja masih perlu arahan dan ada yang mengingatkan. Seluruh program kerja terlaksana dengan baik. Keberhasilan program-program yang telah dilaksanakan dikarenakan teamwork yang solid dari kelompok KKN, dan dukungan dari masyarakat khususnya remaja masjid dan remaja karang taruna setempat. Sebagai pelasana program KKN, mahasiswa ternyata bayak mendapatkan pengalaman yang sangat berharga selama dua bulan dalam menjalankan program KKN.
B.     Saran-Saran
1.      Agar masyarakat lebih giat dalam berusaha dan tidak hanya mengharapkan bantuan dari luar.
2.      Pemuda dan pemudi memiliki pengaruh yang besar bagi pertumbuhan suatu daerah, oleh karena itu hendaknya harus lebih kompak dan giat dalam mewujudkan daerah yang berkualitas tinggi.
3.      Kami berharap kepada ana-anak yang mengikuti pendampingan belajar serta bimbel agar meneruskan belajarnya agar kemudian bisa tetap eksis pada jaman globalisasi ini

LAMPIRAN
       1.      FOTO-FOTO KEGIATAN
Foto Kegiatan Kebersihan Dan Pengadaan Tong Sampah





Foto Kegiatan Pengembangan Masyarakat Berbasis Agama





Foto Kegiatan Pelatihan Desain Grafis                    Foto Kegiatan Pembelajarn Fiqih Dasar






                           2.      CATATAN LAPANGAN
Dalam pelaksanaan program kerja terdapat banyak suka dan duka yang tidak akan penyusun lupakan sampai kapanpun. Setiap peristiwa baik yang manis maupun pahit adalah pengalaman yang akan menjadi pelajaran bagi penyusun secara pribadi. Hal-hal itu sangat bermanfaat dan membina saya untuk bermasyarakat selama ini.

                           3.      CURRICULUM VITAE
Nama                               : Ardian Prayogo
NIM                                 : 11230048
Tempat/Tanggal Lahir     : Wates, 19 Maret 1993
Jenis Kelamin                  : Laki-laki
Agama                             : Islam
Alamat Asal                     : Haduyangratu, Padangratu Lampung Tengah Lampung
Alamat Jogja                    : Jl. Sawo, Gaten, Condong Catur Depok Sleman
Pendidikan Formal :
·         SD N 05 Kuripan                                      : Lulus Tahun 2005
·         MTs Roudlotul Huda                                : Lulus Tahun 2008
·         MA Roudlotul Huda                                 : Lulus Tahun 2011

·         UIN Sunan Kalijaga                                 : Masuk tahun 2011