Puncak Gunung Andong Jawa Tengah 
desain sertifikat Fakultas Syariah dan Hukum UIN SUKA


jika ada yang membutuhkan bisa diambil disini 


1.      Penalaran
Penalaran adalah peroses berfikir dalam menentukan sebuah pilihan. Dalam kehidupan ini kita selalu dihadapkan pada beberapa pilihan dan kita harus memilih satu dari beberapa pilihan tersebut. Dengan penalaran maka seseorang bisa memilih sebuah keputusan dalam memepertimbangkan mana yang baik untuk dipilih dan mana yang buruk untuk ditinggalkan.
Penalaran juga dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar dan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Untuk mencari tahu apa yang akan dilakukan kedepan dan mencari penyelesaian dari sebuah permasalahan yang ada dalam sebuah kehidupan.
Ciri- ciri penalaran:
1.      Adanya suatu pola berfikir secara luas
Ø  Tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri.
2.      Sifat analitik/ analisis dari proses berfikirnya
Ø  Disini penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir yang menyadarkan pada suatu analisis.

2.      Logika
Logika adalah cara menarik sebuah kesimpulan.
Terdapat bermacam- macam cara dalam menarik kesimpulan, diantaranya adalah:
1.      Logika Induktif
Cara berfikir dari dari sebuah pengetahuan yang disimpulkan secara umum dan dari kesimpulan tersebut dapat diperoleh pernyataan yang lebih umum lagi dari penalaran.
Contoh:
tanaman membutuhkan udara, hewan membutuhkan udara, dan manusia membutuhkan udara. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa semua makhluk membutuhkan udara.
2.      Logika  Deduktif
Cara berfikir untuk mengambil kesimpulan secara umum dan kemudian disimpulkan kembali menjadi lebih khusus.
Contoh:
§  Semua makhluk membutuhkan udara
§  Manusia adalah makhluk
§  Manusia membutuhkan udara


3.      Sumber pengetahuan
Cara manusia mendapatkan pengetahuan yang benar dilakukan dengan 2 metode:
1.      Mendasarkan diri pada rasio (Rasionalisme)
Rasionalisme adalah pengetahuan yang berasal dari ide yang dapat diterima akal pikiran kita dan bersifat apriorio. Prinsip ini telah ada jauh sebelum manusia memikirkannya dan dikenal dengan nama idealisme. Pengetahuan ini hanya bersumber pada penalaran dan bukan dari pengalaman.
2.      Mendasarkan diri pada pengalaman (Empiris)
Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan bukan berasal dari penalaran namun lewat pengalaman yang konkret. Konkret disini maksudnya adalah pengelaman  yang dapat dinyatakan oleh panca indra/ kenyataan.
            Selain rasionalisme dan empirisme masih terdapat 2 cara mendapatkan pengetahuan:
1.      Instuisi
Instuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui penalaran atau bisa dibilang pengetahuan yang diperoleh dengan sepontan, tanpa melalui proses berfikir yang berbeli- belit.
2.      Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang diberikan tuhan kepada manusia dengan perantara nabi- nabi di sepanjang zaman.
Contoh: agama, al- Qur’an

4. Kriteria Kebenaran
     Teori kebenaran didasari pada teori koherensi. Dalam teori ini dapat disimpulakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh: pernyataan “semua manusia akan mati” itu benar, maka pernyataan “saya adalah seorang manusia dan saya pasti akan mati” itu benar pula.
     Paham lain adalah teori korespondensi. Teori ini menyatakan suatu pengetahuan benar apabila berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan.
Contoh: “Ibukota Indonesia adalah jakarta” itu benar karena dalam kenyataan memang jakarta adalah ibukota Indonesia, namun ada seseorang yang menyatakan “Ibukota Indonesia adalah Bandung” maka jawaban itu salah karena dalam kenyataan Ibukota Indonesia bukanlah Bandung.
     Teori Pragmatis adalah suatu pernyataan yang diukur dengan suatu yang bersifat fungsional/ masih tetap berlaku dalam kehidupan.
Contoh: apabila seseorang menciptakan suatu buku, walaupun ada orang lain yang menciptakan buku dengan tema yang sama namun buku yang pertama masih tetap dipergunakan, maka buku tersebut masih dianggap benar.