Pertama-tama, untuk mengusai desain harus
mempunyai keahlian dalam bidang seni. Karena dalam dunia desain itu menggunkan
imajinasi.
Ok untuk lebih lanjut dapat dilihat di
vidio dibawah ini
selamat mencoba... :)
1.
Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang
paling lemah/rendah diantara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya
bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan
nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi
obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori.
Pemberian angka atau simbol pada
skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak
adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur. Misalnya, jenis
kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini
hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan
tidak memiliki arti apa pun. Kita tidak bisa mengatakan perempuan dua kali dari
laki-laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi 2 dan perempuan dengan
kode 1, atau bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen,
3=Hindu, 4=Budha dstnya. Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu
karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan karakteristik lainnya.
Karena tidak memiliki nilai
instrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita berikan tersebut tidak
memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh karenanya, pada variabel
dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar
(aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan
statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik yang
berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi
frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
2. Ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada
skala nominal, dan sering juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena
dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain
menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur
menurut karakteristik tertentu.
Misalnya tingkat kepuasan seseorang
terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang
puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba,
pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin
mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil
atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak
puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas
dstnya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan
dari karakteristik skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas
yang jelas tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak
kepuasan dari tidak puas ke kurang puas. Dengan kata lain juga, walaupun sangat
puas kita beri angka 5 dan sangat tidak puas kita beri angka 1, kita tidak bisa
mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas lima kali lebih tinggi dibandingkan
yang sangat tidak puas.
Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga
tidak dapat menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti
pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang
sesuai dengan skala ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan
(berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi
Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
3. Interval
Skala interval mempunyai
karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan
ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak,
tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum
merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak
memiliki nilai nol mutlak.
Misalnya, ada dua orang murid, si A mendapat nilai 70 sedangkan si
B mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A dua kali lebih pintar
dibandingkan si B. (Kenapa ?)
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat
menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali yang
berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.
4. Skala rasio
Skala rasio adalah skala data dengan
kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala
nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang
bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak
bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala
ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio.
Pengukuran-pengukuran dalam skala
rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat
benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan
bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
Ø
Sampling
Sampling adalah ilmu
untuk memilih bebrapa kasus, yang memungkinkan peneliti untuk membuat
kesimpulan yang akurat tentang populasi yang lebih besar.
a.
Probality Sampling
Setiap anggota populasi
mempunyai probaliti yang dapat diketahi untuk terpilih menjadi sampel. Setiap
sampel diambil secara acak (random). Probality sampling lebih dapat diterima
dari non-probality sampling, Karena peluang anggota populasi tidak diketahui,
karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak (random).
Kelebihan dari probality
sampling adalah tidak adanya investigator biasa dalam pemilihan sampel, hukum
probabilitas dapat dipakai untuk menghitung estimasi keakuratan sampel,
generalisasi dapat dilakukan dan batas-batas generelisasi dapat diketahui.
b.
Non-Probality Sampling
Semua pemilihan kasus tidak dilakukan dengan
cara random selection. Kelemahan dari non-probality sampling adalah
tidak adanya control terhadap terhadap investigator, biasa dalam pemilihan
sampel variabilitasnya tidak bias dihitung dengan menggunakan pobility sampling
theory.
Dari banyak kasus, cara
sampling ini lebih tepat dan prakts. Dimna situasi jumlah kasus yang bisa
diteliti terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki
banyak kasus (misalnya unit analisa kota, Negara, dan yang besar-besar
lainnya), sementara probality sampling kurang reliable untuk jumlah kasus yang
terlalu sedikit.
Metode ini mencakup
metode semacam menanyai secara “acak” pejalan kaki yang lewat ditempat
tertentu, atau metode yang hanya mensurvey kelompok responden yang bersedia
disurvey. Metode ini biasanya tidak digunakan pada report card, kecuali untuk
menggali data tambahan yang lebih mendalam.
Community work atau kerja masyarakat merupakan
cara memperbaiki ketidak adilan sosial dan mencoba untuk membuat dunia menjadi
tempat yang lebih baik. Sedangkan istilah berbasis-masyarakat (community-based)
merupakan pengembangan pendekatan berbasis masyarakat terhadap pemberian
layanan-layanan kemanusiaan seperti kesehatan, pendidikan, perumahan, keadilan,
pengasuhan anak, keamanan pendapatan dan kesejahteraan perorangan.
Istilah pengembangan masyarakat islam
(community development) belakangan ini dipandang sebagai proses pembentukan
kembali struktur-struktur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai cara
baru dalam mengaitkan dan mengorganisasi kehidupan sosial serta pemenuhan
kebutuhan manusia.
·
Krisis dalam negara kesejahteraan
Krisis legitimasi negara kesejahteraan
sebagian disebabkan oleh krisis sumber daya/fiskal (O’Connor, 1973). Sementara
pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat-tingkat tinggi,
pengeluaran sosial yang meningkat dan perluasan layanan negara kesejahteraan
adala salah satu kemungkinan yang nyata. Pengaruh krisis dalam negara
kesejahteraan jelas terlihat pada level pemberian layanan. Pemotongan-pemotongan
layanan publik yang terus menerus terjadi.
·
Tanggapan terhadap krisis
1. Mempertahankan dan membangun kembali negara
kesejahteraan
Ranggapan ini menganggap permasalahan negara
kesejahteaan, dan penarikan layanan-layanan negara kesejahteraan sebagai hal
yang pada hakikatnya reversibel. Tanggapan ini mendesak unuk menekankan kembali
nilai-nilai demokrasi sosial.
2. Paham ne right, neoliberalisme (rasionalisme
ekonomi) dan privatisasi
Pendekatan new right ini melihat negara
kesejahteraan sebagai secara umum tidak diinginkan, dan merupakan bentuk yang
cenderunng akan memperburuk daripada menyelesaikan masalah sosial. Oleh
karenanya pendekatan ini bertujuan membongkar struktur-struktur negara yang
diperuntukkan bagi provesi layanan publik, dan menggantinya dengan sektor
swasta yang dikendalikan oleh pasar.
3. Manajemen publik yang baru
Tanggapan ini didasarkan atas asumsi bahwa
manajemen di sek privat lebih superior daripada administrasi sektor publik dan
karena itu negara kesejahteraan harus dicari metode-metode dalam sektor privat.
4. Korporatisme
Pendektan korporatis cenderung memecahkan
penghalang-penghalang tradisional antara provisi swasta dan publik. Seperti
dalam manajemen publik yang baru, departemen pemerintah di dorong untuk
menyamai atau melebihi sektor swasta dalam hal struktur, praktik manajemen dan
permasalahan layanan.
5. Tanggapan sosialis
Tanggapan ini memandang negeara kesejahteraan sebagai
suatu manivestasi dari kritis dan kapitalisme. Negara kesejahteraan dilihat
sebagai telah tumbuh beriringan dengan sistem kapitalis. Dan tanggapan ini
menganggap krisis ini hanya dapat diatasi dengan merombak struktur-struktur
kapitalis dan menggantikannya dengan sebuah orde sosialis.
Ø
Layanan Berbasis-Masyarakat Sebagai Suatu Alternatif
Setiap lembaga sudah tentu meiliki
suatu dominan dalam memenuhi kebutuhan, tetapi dengan berubahnya masyarakat,
tiap-tiap lembaga telah terbukti belum memadai kebutuhan-kebutuhan orde baru.
Suatu Negara dijadikan sebagai tempat menaruh harapan yang sangat besar,
mendemonstrasikan ketidakcukupannya pada saat munculnya bentuk-bentuk baru dari
struktur-struktur social, ekonomi dan politik.
Setelah keluarga, gereja, pasar dan
Negara mengalami ketidak sanggupannya memuhi kebutuhan manusia secara adil,
kini mungkin giliran komunitas yang memikul tanggungjawab utama untuk
menyampaikan provisi layanan-layanan dalam bidang kesehatan, pendidikan serta
kesejahteraan. Menurut Dobson, 1995, gagasan sebuah komunitas adalah sebuah
tema sentral dalam banyak literatur Green.
·
Berbagai masalah pendekatan konvensional pada layanan berbasis
masyarakat
1.
Mengurangi komitmen kepada kesejahteraan
Layanan-layanan
kemanusiaan, program yang berbasis masyarakat menyediakan suatu cara yang
sangat murah. Hal ini benar dalam perubahan dari perawatan institusional kepada
perawatan masyarakat yang tidak berdaya hidup sendiri, dimana biaya tinggi dari
perawatan dari institusional dapat dikurangi, dalam hal ini mereka cenderung
lebih bergantung pada pemanfaatan relawan dan pada staf yang dibayar lebih
rendah daripada mereka yang berada di sector public.
2.
Privatisasi tersembunyi
Cara
lain yang berbasis masyarakat cukup dengan menhentikan privasi layanan dan
dengan menggunakan retorika tanggungjawab masyarakat, pemerintah dapat membuka
pintu bagi pasar swasta untuk bergerak masuk mengisi kekosongan. Hal itu dapat
mengakibatkan sebuah proyek berbasis masyarkat menjadi dioperasikan oleh suatu
filosofi yang digerakan oleh pasar dengan tujuan memaksimalkan keuntungan.
3.
Keluarga
Kecenderngan
ini terlihat dalam bidang perawatan oleh masyarakat bagi mereka yang tidak
sanggup mandiri. Praktik ini dapat mengakibatkan pembebanan ekstra pada anggota
keluarga, terutama perempuan.
4.
Gender
Dalam
masyarakat Kontemporer, yang sangat dipengaruhi oleh rasionalisme ekonomi,
perawatan dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat tidak dihargai, karena hal
itu tidak dilihat sebagai mendatangkan kekayaan atau meningkatkan produktivitas.
5.
Tirani lokalitas
Mobilitas
pribadi adalah sebuah cirri yang digunakan masyarakat Barat modern, dan telah
menerima bahkan dihargai, bahwa orang harus melakukan perjalanan jauh untuk
memenuhi kebutuhan mereka akan interaksi social, hiburan, pendidikan, layanan
social hingga seterusnya.
6.
Ketidaksetaraan lokasional
Masyarakat
dengan sumber daya (alam, keuangan atau manusia) yang lebih baik akan mampu
menyediakan tingkat-tingkat layanan yang lebih tinggi
Ø Unsur yang hilang-Pengembangan
Masyarakat
Strategi
pengembangan masyarakat mempunyai asumsi bahwa diatas dasar dari layanan
kemanusiaan adalah komunitas (kumpulan dari banyak individu). Akan tetapi, hal
tersebut bersifat problematis karena di era sekarang terjadi individualisme
yang tinggi dan tidak ada struktur komunitas yang kuat.
Isu
utamanya dapat dikatakan sebagai berikut : Bagaimana mungkin terdapat layanan
berbasis masyarakat, jika tidak ada masyarakat yang menjadi basisnya?. Di dalam
masyarakat tradisional mereka telah melakukan interaksi satu sama lain yang
cukup baik, akan tetapi dalam masyarakat modern ekonomi menjadi penyebab
pencegah terbentuknya komunitas karena mengedepankan individualisme dan
mengabaikan solidaritas.
Dengan
demikian layanan berbasis masyarakat perlu didampingi oleh suatu program
pengembangan masyarakat untuk menghancurkan struktur industri kapitalis yang
engedepankan individualis dan mengubahnya menjadi struktur yang mengedepankan
solidaritas.
A. Janji Komunitas
Pada
tahun 1990 pemerintah Australia Barat ingin melakukan penyelidikan tentang
bagaimana warga Australia Barat memandang masyarakat mereka. Dari penyelidikan
tersebut muncul suatu strategi konsultasi publik yang luas dan menunjukkan
mereka sangat merasakan “hilangnya komunitas” atau hilangnya identitas dalam masyarakat
modern. Dan satu prioritas tertinggi untuk masa depan adalah membangun kembali
komunitas.
Pada
tahun 1994, saat puncak privatisasi pemerintah negara bagian Victoria sebuah
proyek berjudul People together project, proyek
tersebut merupakan janji komunitas yang dibentuk oleh kelompok masyarakat di
Victoria. Proyek tersebut mendorong agar warga menjadi sadar bahwa selama
dibawah kebijakan neoliberal telah hilang rasa solidaritas dan kerja sama.
Proyek tersebut juga memfasilitasi inisiatif-inisiatif masyarakat untuk
melakukan pengelompokkan kembali diri mereka dan membangun kembali komunitas.
B. Modal sosial dan Masyarakat Madani
Modal
sosial berarti bahwa jika seseorang melakukan investasi sosial, maka dia juga
melakukan investasi dalam bidang ekonomi, akan tetapi menurut beberapa
komentator (Cox,1995: Winter 200 ; Latham, 1997) mengatakan modal sosial
masyarakat barat modern sedang tererosi karena kriteria pasar ekonomis murni,
dipahami sebagai prioritas utama oleh individu dan bukan berdasarkan solidaritas.
Bagian
dari membangun modal sosial adalan memperkuat masyarakat madani. Masyarakat
Madani bisa diartikan sebagai masyarakat yang membentuk suatu struktur formal
atau informal secara sukarela. Seperti klub buku atau grup kebudayaan yang
disebut secara sukarela. Menurut Robert Putuam (1993) masyarakat madani yang
kuat tidak hanya memperkuat modal sosial, tapi juga memperkuat modal ekonomi.
Bagian dari erosi modal sosial di barat adalah erosi masyarakat madani.
Pengembangan
masyarakat adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk membalik mindset yang
mengatakan bahwa masyarakat yang maju dalam perekonomian adalah masyarakat yang
individualis.
C. Kebutuhan orang asing
Tonnies
(1995) mengemukakan tentang perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat
modern sebagai perubahan dari Gemeinschaft ke Gesellschaft. Gemeinschaft
berarti orang berinteraksi dengan relatif sedikit orang yang mereka kenal
dengan baik, dalam banyak peran yang berbeda. Sedangkan masyarakat Gesellschaft
orang berinteraksi dengan banyak orang, tetapi interaksi ini terbatas pada
kegiatan instrumental tertentu saja. Contohnya penjaga toko, guru dan supir.
Dengan
adanya transformasi dari gemeinschaft ke Gesellschaft interaksi antar
masyarakat hanya mengenal sebatas peran tertentu saja dan menganggap diluar
peran orang lain adalah orang asing. Dari pendekatan atau kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan tetangga atau saudara kini telah beralih ke suatu sistem
yang didasarkan atas memenuhi kebutuhan orang asing, sebagaimana diuraikan oleh
sejumlah penulistitmus 1970; Wilesky & Lebeaux, 1965; Watson,1980;
Ignatieff,1984).
Kewajiban
seorang warga kini bukan memenuhi kebutuhan tetangganya, tetapi membayar pajak
sehingga orang lain yang professional dipekerjakan untuk mengelola tugas
tersebut.
PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebuah pola pengabdian terhadap
masyarakat yang diharapkan menjadi bagian pemberdayaan dan pembelajaran bagi
mahasiswa untuk terjun dalam realitas sosial masyarakat yang sebenarnya.
Pengabdian pada masyarakat merupakan sebuah ungkapan dari realitas masyarakat
yang multidimensi dimana dalam satu sisi problem menyertai laju pembangunan
yang hadir silih berganti, sementara disatu sisi lain mahasiswa hanyalah bagian
dari masyarakat yang masih harus belajar dari lingkungan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah progam perwujudan dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi, merupakan kegiatan intra-kulikuler yang wajib diikuti oleh
seluruh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga sebagai media sosialisasi dan pengabdian
masyarakat dalam bentuk formal akademis juga sebagai wahana mahasiswa untuk
bisa mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang selama ini
dipelajari, untuk kemudian dimanifestasikan pada masyarakat. Mahasiswa juga
diharapkan mampu berperan aktif dalam pembangunan baik material maupun
spiritual, sehingga tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan bertakwa kapada
Allah SWT
A.
DESKRIPSI WILAYAH
1.
Kondisi
Geografis
Secara
Administratif, lokasi KKN terletak di Dusun Sedan, Kelurahan
Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik adalah wilayah yang masih terus
berkembang, dengan banyaknya pembangunan-pembangunan perumahan baru yang ada
dan masih masuk di peta wilayah Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik. Sampai bulan
September 2013 Desa Sariharjo memiliki 16 Pedukuhan yang terdiri dari 39 RW. Berikut
ini tabel Nama pedukuhan dan RW yang berada di wilayah Sariharjo.
Tabel 1. Jumlah Pedukuhan dan RT,
RW
No.
|
Padukuhan
|
RW
|
1.
|
Rejodani 1
|
RW 1, RW 2
|
2
|
Rejodani 2
|
RW 3, RW 4
|
3
|
Ngetiran
|
RW 5, RW 6
|
4
|
Wonorejo
|
RW 7, RW 8
|
5
|
Tegalrejo
|
RW 9, RW
10
|
6
|
Tambakrejo
|
RW 11, RW
12
|
7
|
Tegalweru
|
RW 13, RW
14
|
8
|
Randugowang
|
RW 15, RW
16
|
9
|
Karangmloko
|
RW 17, RW
18
|
10
|
Mudal
|
RW 19, RW
20
|
11
|
Sumberan
|
RW 21, RW
22, RW 23
|
12
|
Nglempongsari
|
RW 24, RW
25, RW 26, RW 27, RW 28
|
13
|
Tegalwaras
|
RW 29, RW
30, RW 31, RW 32
|
14
|
Sedan
|
RW 33, RW
34
|
15
|
Jongkang
|
RW 35, RW
36, RW 37
|
16
|
Nandan
|
RW 38, RW
39
|
Sedangkan Luas Wilayah Desa Sariharjo 829,75 Ha, sesuai
rencana tata ruang dan wilayah, secara umum Kecamatan Ngaglik adalah wilayah
penghijauan, perumahan dan pendidikan. Secara geografis Wilayah Kecamatan
Ngaglik terbagi dalam 2 ( dua ) kawasan, yaitu kawasan Timur dan kawasan Barat, dan Wilayah Desa Sariharjo
terletak di kawasan barat Kecamatan Ngaglik, dengan batas – batas wilayah
sebagai berikut :
-
Sebelah
Utara : Desa Donoharjo
-
Sebelah
Timur : Desa Sinduharjo
-
Sebelah
Selatan : Desa Sinduadi
-
Sebelah
Barat : Desa Sendangadi
B.
Kondisi
Demografis
Secara umum
sensus dusun Sedan dapat
digambarkan secara ringkas sebagai
berikut
Tabel 2. Bagan Organisasi Dusun
Sedan.
Tabel 3 . Jumlah Penduduk Menurut
Jenis Pekerjaan
No.
|
Jenis
Pekerjaan
|
Jumlah
|
1
|
Wiraswasta
|
30%
|
2
|
PNS
|
70%
|
Tabel
4. Jumlah Sarana dan Prasarana Fisik
No.
|
Sarana
|
Jumlah
|
1.
|
Masjid
|
3
|
2.
|
Musholla
|
2
|
3
|
Posyandu
|
1
|
4.
|
TPA
|
4
|
5.
|
Sekolah
Dasar (SD)
|
1
|
6.
|
Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
|
-
|
7.
|
Sekolah
Mengeah Atas (SMA)
|
-
|
8.
|
Lapangan
Footsal
|
1
|
Jumlah
|
12
|
Tabel 5. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Agama
No
|
Agama
|
Jumlah
|
1
|
Islam
|
95%
|
2
|
Non
Islam
|
5%
|
Tabel 6.
Perangkat Dusun
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Miarno
|
Kepala Dusun
|
2
|
Sukino
|
Ketua RW.33
|
3
|
Suyanto
|
Ketua RW.34
|
4
|
Sambudi, ST
|
Ketua RT.01
|
5
|
Agus Pramana
|
Ketua RT.02
|
6
|
Hartono
|
Ketua RT.03
|
7
|
Risang Setiohadi
|
Ketua RT.04
|
8
|
Tumijo
|
Ketua RT.05
|
9
|
Heru Santosa
|
Ketua RT.06
|
10
|
Suripno
|
Ketua RT.07
|
B.
PERMASALAHAN UMUM
Hasil kegiatan
Kuliah Kerja Nyata yang telah dilakukan pada kurun waktu dua bulan di lokasi
Desa Sedan RW: 33/34 Kelurahan Sariharjo Ngaglik Sleman, telah didapati
beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan
perhatian, diantaranya: bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, Sosial,
dan organisasi.
1.
Bidang Keagamaan
Warga Dusun
Sedan dalam bidang keagamaan memiliki beberapa kegiatan seperti TPA, kepemudaan
dan lain sebagainya. Akan tetapi Kegiatan TPA di masjid dan di mushola
intensitasnya menurun setelah tidak adanya pengajar untuk mengajar TPA setiap
harinya. Kebanyakan para pengajar sudah pada bekerja dan kuliah, sehingga waktu
untuk mengajar bentrok dan akhirnya meninggalkan untuk mengajar TPA.
2.
Bidang
Pendidikan
Pada Dusun
Sedan ini pada dasarnya sudah terpenuhi kebutuhan wajib belajar. Akan tetapi
dalam pelaksanaan pembelajaran masih kurang lokasi pembelajaran ataupun
fasilitas. Selain itu masih banyak lagi yang menempuh jengjang S1 sampai dengan
S2.
3.
Bidang
Kesehatan
Kesehatan
masyarakat di Dusun Sedan belum mempunyai sarana dan fasilitas yang memadai.
Hanya terdapat satu Dokter yang praktik di Rumah. Namun program Posyandu sudah berjalan rutin dilaksanakan
setiap tanggal 20.
4.
Bidang Sosial
Dusun Sedan mempunyai kerukunan yang
bisa dikatakan sudah rukun, karena setiap ada pertemuan warga selalu banyak
yang menghadiri pertemuan desa.
5.
Bidang Organisasi
Pemuda dan pemudi di Dusun Sedan sendiri kurang terjalin kesolidan sehingga sering terjadi program-program
dusun yang tidak bisa berjalan secara baik untuk itu perlu dilakukan penjalinan
kembali kekompakan pemuda dan pemudi yang ada di Dusun Sedan. Anggota dari remaja masjid relatif sedikit dan kebanyakan anggota tidak aktif di organisasi karena bekerja diluar daerah
ataupun telah menikah dan yang sedang kuliah diluar kota.
C.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Dari hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang
telah dilakukan pada kurun waktu dua bulan di Dusun Sedan, kami dapat
mengidentifikasi beberapa masalah. Permasalahan yang diangkat didasarkan pada
dua bidang, yaitu :
1.
Bidang Jurusan
-
Kurangnya kesadaran akan
kebersihan lingkungan sehingga membuat ligkungan kurang bersih, dan kurangnya
fasilitas untuk menampung sampah. Kurangnya kesadaran atas pentingnya membuang
sampah pada tempatnya.
-
Kurangnya semangat warga
untuk belajar dan mengajari anak-anaknya dalam hal agama, sehingga ketika
anak-anak sepulang dari kegiatan TPA tidak ada keberlanjutan dalam belajar
agama.
2.
Bidang
Penunjang
-
Kurangnya pengetahuan
kerajinan berbentuk media.
-
Anak-anak kurang mengetahui fiqih ibadah seperti cara-cara bersuci dan lain
sebagainya.
BAB II
PROGRAM KERJA
A.
Bentuk-bentuk Program Kerja
1.
Bidang Kefakultasan/ Jurusan/ Prodi :
a)
Kebersiham
Lingkungan dan Pengadaan Tong Sampah
b)
Pengembangan
Masyarakat Berbasis Agama
2.
Bidang Penunjang :
a)
Pelatihan
Desain Grafis
b)
Pembelajaran
Fiqih Dasar Anak
- Target
yang Akan Dicapai
1.
Target Kualitatif
a.
Bidang Jurusan
a)
Meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap
pentingnya menjaga lingkugan, hidup sehat dan membuang sampah pada tempatnya.
b)
Mengembangkan masyarakat dalam bentuk agama, sehingga
masyarakat tidak lagi kebingungan dalam mengajari anak-anaknya dalam bentuk
agama.
b.
Bidang Penunjang
a)
Menumbuhkan kreatifitas warga melalui media desain.
a)
Dapat memahami dan menjalankan hukum
fiqih.
2.
Target Kuantitatif
a.
Bidang Jurusan
a)
Terlaksananya kegiatan kebersihan pada akhir juli.
b)
Terlaksananya sosialisasi
pembelajaran kepada warga pada setiap habis sholat magrib.
b.
Bidang Penunjang
a)
Terlaksananya pembelajaran
desain grafis pada bulan agustus akhir.
b)
Terlaksananya kegiatan mengajar
fiqih dasar pada 20 juli dan pada bulan agustus
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
A.
KETERCAPAIAN PROGRAM KERJA
1)
Secara Kualitatif
NO
|
BIDANG
|
NAMA PROGRAM KERJA
|
PELAKSANAAN
|
TEMPAT
|
HASIL KUALITATIF
|
1
|
Bidang Jurusan
|
Kebersiham Lingkungan dan Pengadaan Tong Sampah
|
18 Juli dan 23 Agustus 2014
|
Dusun Sedan
|
Meningkatkan
pemahaman anak-anak terhadap pentingnya menjaga lingkugan, hidup sehat dan
membuang sampah pada tempatnya.
|
Pengembangan Masyarakat Berbasis Agama
|
20 September - 28 Sepetember 2014
|
Masjid al-Muslikhun
|
Mengembangkan
masyarakat dalam
bentuk agama, sehingga masyarakat tidak lagi kebingungan dalam mengajari
anak-anaknya dalam bentuk agama
|
||
2
|
Bidang Penunjang
|
Pelatihan
Desain Grafis
|
20 Agustus 2014
|
Posko KKN
|
Menumbuhkan kreatifitas warga melalui
media desain
|
Pembelajaran Fiqih Dasar Anak
|
20 Juli 2014
|
Masjid al-Muslikhun
|
Dapat memahami
dan menjalankan hukum fiqih
|
2)
Secara Kuantitatif
NO
|
BIDANG
|
NAMA PROGRAM KERJA
|
PELAKSANAAN
|
TEMPAT
|
HASIL KUANTITATIF
|
1
|
Bidang Jurusan
|
Kebersiham Lingkungan dan Pengadaan Tong Sampah
|
18 Juli dan 23 Agustus 2014
|
Dusun Sedan
|
Terlaksananya kegiatan kebersihan pada akhir juli dan pada
tanggal 14 agustus 2014
|
Pengembangan Masyarakat Berbasis Agama
|
20 September - 28 Sepetember 2014
|
Masjid al-Muslikhun
|
Dilaksanakan 5 hari dan di hadiri oleh
sebagian warga 5 orang
|
||
2
|
Bidang Penunjang
|
Pelatihan
Desain Grafis
|
20 Agustus 2014
|
Posko KKN
|
Dilaksanakan
1 kali dan dihadiri oleh 6 orang.
|
Pembelajaran Fiqih Dasar Anak
|
20 Juli 2014
|
Masjid al-Muslikhun
|
Dilaksanakan
1 kali dan dihadiri oleh kurang lebih 20 anak-anak
|
B.
MEKANISME
PELAKSANAAN
a)
Organisasi Pelaksana
Adapun organisasi pelaksanaan untuk pelaksanaan
seluruh program. Hal ini untuk mempermudah koordinasi dalam mencapai target dan
tujuan sebagaimana dimaksud di atas. Adapun susunan struktur organisasi
pelaksana tersebut adalah sebagai berikut:
Pelindung : - Prof. Dr. Musa Asy’ari (Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta)
-
Panitia KKN angkatan ke-83 (LPM UIN Sunan Kalijaga)
Penasehat : - Budi Ruhiatudin, S.H., M.Hum. (Dosen Pembimbing Lapangan)
-
Agung Endarta, S.Sos.(Kepala
Desa Sariharjo)
-
Semua
RT Dusun Sedan
Pelaksana :
Koordinator : Ardian
Prayogo
Anggota : Muhammad Ammar
Hamzah
Isti Mufidah
Debrina Novitasari
Vivi
Dwi Astutiningsih
Maratush Sholehah
Riski Nurabra
Pembantu Umum : Organisasi Pemuda, Perkumpulan Ibu-ibu
Segenap Warga Masyarakat Dusun Sedan
b)
Pihak yang diajak bekerjasama
Adapun pihak
yang terlibat dalam kegiatan ini adalah semua warga dusun Sedan meliputi anak-anak,
ibu-ibu, bapak-bapak dan masyarakat pada umumnya.
C.
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
a)
Faktor Pendukung
Kegiatan dalam
program individu ini tidak akan berjalan dengan sendirinya tanpa ada faktor
pendukung yang sangat membantu terlaksananya semua program. Faktor-faktor
pendukung tersebut bisa berupa dalam maupun dari luar. Pada dasarnya keadaan
masyarakat dusun sedan relatif mudah untuk menyesuaikan program-program kerja
KKN. Selain itu bimbingan dari tokoh-tokoh masyarakat yang selalu ada sehingga
ketika kami mengalami kesulitan selalau teratasi.
Sedangkan
faktor pendukung lainnya adalam dari rekan-rekan KKN Dusun Sedan yang sangat
antusias untuk bekerjasama dalam pelaksanaan program individu selain itu
rekan-rekan KKN selalu siap dalam segala hal.
b)
Faktor Penghambat
Sesuatu usaha
besar selalu memiliki hambatan yang mempengaruhi proses terlaksanakannya usaha
tersebut, begitu juga yang kami alami terhadap usaha kami dalam menjalankan
program-program individu KKN tematik Posdaya. Berikut beberapa hambatan
misalnya :
-
Keterbatasan waktu sehingga program kurang maksimal
-
Kurangnya semangat warga untuk mengikuti program
-
Keterbatasan dana sehingga program kurang maksimal
-
Dll
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, kehidupan beragama di Dusun Kolodanan
sudah cukup baik, hanya saja masih perlu arahan dan ada yang mengingatkan. Seluruh
program kerja terlaksana dengan baik. Keberhasilan program-program yang telah
dilaksanakan dikarenakan teamwork yang solid dari kelompok KKN, dan dukungan
dari masyarakat khususnya remaja masjid dan remaja karang taruna setempat. Sebagai
pelasana program KKN, mahasiswa ternyata bayak mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga selama dua bulan dalam menjalankan program KKN.
B.
Saran-Saran
1.
Agar masyarakat lebih giat dalam
berusaha dan tidak hanya mengharapkan bantuan dari luar.
2.
Pemuda dan pemudi memiliki pengaruh
yang besar bagi pertumbuhan suatu daerah, oleh karena itu hendaknya harus lebih
kompak dan giat dalam mewujudkan daerah yang berkualitas tinggi.
3.
Kami berharap kepada ana-anak yang
mengikuti pendampingan belajar serta bimbel agar meneruskan belajarnya agar
kemudian bisa tetap eksis pada jaman globalisasi ini
LAMPIRAN
1. FOTO-FOTO KEGIATAN
Foto Kegiatan Kebersihan
Dan Pengadaan Tong Sampah
Foto Kegiatan Pengembangan
Masyarakat Berbasis Agama
Foto Kegiatan Pelatihan Desain Grafis Foto Kegiatan Pembelajarn
Fiqih Dasar
2.
CATATAN
LAPANGAN
Dalam pelaksanaan program kerja
terdapat banyak suka dan duka yang tidak akan penyusun lupakan sampai kapanpun.
Setiap peristiwa baik yang manis maupun pahit adalah pengalaman yang akan
menjadi pelajaran bagi penyusun secara pribadi. Hal-hal itu sangat bermanfaat
dan membina saya untuk bermasyarakat selama ini.
3.
CURRICULUM VITAE
Nama : Ardian Prayogo
NIM : 11230048
Tempat/Tanggal Lahir : Wates, 19 Maret 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Haduyangratu, Padangratu
Lampung Tengah Lampung
Alamat Jogja : Jl. Sawo, Gaten, Condong
Catur Depok Sleman
Pendidikan Formal :
·
SD N 05 Kuripan : Lulus
Tahun 2005
·
MTs Roudlotul Huda : Lulus Tahun
2008
·
MA Roudlotul Huda : Lulus Tahun 2011
·
UIN Sunan Kalijaga : Masuk tahun 2011