Dengan kemampuan
menalar ini dapat menyebabkan manusia mamusia mampu mengembangkan
pengetahuannya yang merupakan rahasia kekuatan dan kekuasaannya sendiri. Manusia
itu mengembangkan pengetahuannya dengan menggunakan Adat dan hawa, dan setelah itu
manusia itu juga harus berbekalkan pengetahuan, tanpa adanya pengetahuan,
manusia tidak akan mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik.
Manusia
mengembangkan pengetahuannya dengan cara mengatsasi kelangsungan hidupnya.
Memikirkan kehidupan baru, mencari pengalaman, untuk lebih mengetahui
kelangsungan hidupnya, dan mengembangkan
kebudayaannya. Manusia adalah mahluk yang harus dapat mengembangkan kebudayaan
yang dialami sekitar, member makna dalam kehidupannya, dan dapat memanusiakan
diri dalam hidupnya.
Pengetahuaan ini mampu dikembangkan manusia melalui dua
hal, yaitu, pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan
informasi dan jalan fikiran yang melatar belakangi informasi. Dengan bahasa
juga manusia dapat dengan mudah member informasi anatara satu dengan yang
lainnya. Hal yang kedua, manusia mempunyai kemampuan berfikir, menurut suatu
alur kerangka berfikir tertentu. Dapat juga disebut sebagai penalaran.
A. Hakikat Penalaran
Menurut buku ini
penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang berfikir,merasa
dan bersikap, dan bertindak. Semua ini hanya bersumber kepada pengetahuan. Jadi
tanpa adanya suatu pengetahuan, manusia akan susah untuk mengetahui hal-hal
yang ada disekitarnya. Pada intinya penalaran merupakan kegiatan berfikir yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Ciri-ciri
penalaran , ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berfikir yang luas dapat
disebut logika. Kegiatan penalaran merupakan suatu proses berfikir logis,
dimana logis disini hars diartikan
sebagai kegiatan berfikir suatu pola tertentu, atau perkataan lain menurut
logika tertentu.
Ciri yang kedua
adalah, sifat anitik dari proses berfikirnya. Penalaran ilmiah merupakan suatu
kegiatan analisis yang menggunakan logika alamiah, dan begitu juga dengan
penalaran yang lain membutuhkan lagika yang lain pula.
Perasaan
merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. Kegiatan
berfikir juga ada yang tidak berdasarkan penalaran umamanya adalah intuisi.
Intuisi merupakan kegiatan berfikir yang nonanalitik yang tidak berdasrkan diri
kepada pola berfikir tertentu. Secara
luas dapat kita katakana bahwa cara berpikir masyarakat dapat dikatagorikan
kepada cara berpikir analitik yang berua penalaran dan cara berpikir yang
nonanalitik yang berupa intuisi dan perasaan.
Pengetahuan juga
dapa kita tinjau dari sumber yang memberikan pengetahuan tersebut. Penalaran
ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalarn deduktif (terkait
dengan rasionalisme) dan induktif(dengan cara empirisme).
B. Logika
Logika sendiri
dapat diartikan sebagai pengkajian untuk berfikir secara shahih (valid). Ada
dua jenis cara penarikan kesimpulan, yaitu secara inuktif yaitu berhubungan
erat dengan cara penarikan secara kasus individual, nyata yang menjadi
kesimpulan yang bersifat nyata. Sedangkan yang ke dua logika secara deduktif
yaitu logika yang bersifat umun yang ditarik menjadi kesimpulan yang
bersifat khusus. Dalam buku
tersebut dijelaskan bahwa pearikan kesimpulan tergantung dari tiga hal, yaitu
kebenaran premis mayor, premis minor dan kesimpulan.
C. Sumber Pengetahuan
Pada dasarnya
sumber dalam pengetahuan itu ada dua yaitu yang pertama berdasarkan kepada
rasio, dan yang kedua bedasarkan kepada pengalaman.
Pengetahuan dengan cara rasio adalah
pengetahuan dengan cara menggunakan metode deduktif. Premis yang diunakan dalam
penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat
diterima. Sedangkan pengetahuan secara
empiris (pengalaman) bahwa pengetahuan manusia tu bukan didapatkan lewat
penalaran rasinal yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkrit. Dan
pengalaman ini dapat dinyatakan lewat tangkapan pencindera manusia.
selain rasio dan
pengalaman, ada pula sumber pengetahuan
adalah intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang
disampaikan oleh tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat
nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Pengetahuan ini didasarkan kepada
kepercayaan akan hal-hal yang gaib(supernatural).
D. Kriteria Kebenaran
Bahwasannya apa
yang kita anggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten
dngan penyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Paham lain adalah
kebenaran yang berdasarkan teori korespondensi, atau bias disebut smua
pernyataan itu adalah benar. Jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan
itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
Bagi seorang
pragmatism aka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.